Jumat, 15 Oktober 2010

Malam*

Semerbak harummu tak bisa kubau
Entah wangikah kamu
Tapi kau indah
Benar hilangkan gerah

Waktu slalu bawamu padaku
Temani ku slalu
Lepaskan lelah
Sejenak reda amarah

O cahayamu sejukkan hati
O wajahmu buatku bermandi girang

Aku mau waktu ini tiada pernah berlalu
Aku mau waktu ini terpatri selamanya untukku

Seandainya kau tahu betapa cemas hatiku
Bisa esok bertemu?
Aku menanti
Terus tanpa berhenti

O kapankah kita segera bertemu?
O cepatlah terik ini cepatlah menjadi debu

Biar tak utuh tak apa
Separuh cukup buatku
Sabit pun tak mengapa

O bulanku
bunuh saja mentari temanmu
o bulanku
temani malamku slalu

o bulanku

*lirik

Minggu, 03 Oktober 2010

Jalan itu sudah dipersiapkan bagimu

Malam ini
Bulan penuh
Bersinar memancarkan kuning cahaya
Awan sedikit malu menemani

Kau berdiri
Sendiri
Mengais-ais jati diri

Tiga jalan terbuka lebar di depan
Satu beraspal biru di kiri-kanan pohon hijau berdiri
Di sebelahnya jalan berkarpet merah mahal
Gersang tanah bukannya tak mau pergi darinya
Yang terakhir
Jalan penuh kerikil
Becek karena hujan semalam
Tak ada aspal tak juga karpet mahal

Sinar bulan menerangi ketiganya
Seakan ibu teladan yang tak mau berpilih kasih
Setiap jalan dikiriminya secercah kuning

Mau kemana kau?
Jalan itu sudah dipersiapkan bagimu
Buku petunjuk pastinya sudah kau dapatkan
Kata-kata penuntun pun pasti tak mungkin kau lewatkan

Hari ini memang berat
Kemarin pun juga tak ringan
Esok pastinya tak semulus yang kau bayangkan

Jalan itu sudah dipersiapkan bagimu
Tak peduli kau mengingkari
Atau kau tak meyakini

O jalan itu sudah siap
Cahaya kuning bulan sudah meruap

Jangan hanya merantai kakimu di persimpangan jalan
Berlarilah temukan apa yang mereka tak bisa dapatkan

Bukalah jalur baru
Satukanlah ketiga jalan itu

Bakarlah buku!
Lupakanlah kata-kata mereka itu!