Satu garis mendatar itu begitu berarti
Tak terkira nian agung sang garis
Tebal dan hitam
Lurus, congkak menghantam
Mereka tak mau mendapati sang garis di sana
Tak semilimeterpun
Dimensia bisa melanda
Bahkan panas api neraka bisa menyapa
Ketika garis itu mengada
Mereka menyebut nama Tuhan
Mengharap garis tiada
Menghela napas sebelum tangan buat kertas terbuka
Jantung seperti bertarung
Berdegup kencang hadirkan murung
Mata hampir-hampir melewatkan kedip
Hanya untuk menanti kata ajaib
Semoga sang perangkat canggih itu tak salah memaknai
Semoga si 2B cukup menghitamkan si bulatan kosong
Hati mereka berteriak hebat
“Jangan kau berani bertengger di atas kata ajaib itu!!”
“Jangan kau hancurkan tiga tahunku yang penuh peluh!!”
“Jangan kau buat asa di dada sia-sia terbunuh!!”
“Kami juga ingin tumbuh!!”